Wednesday, February 29, 2012

Menjelang Kepergiannya

Mataku terpaku ke layar monitor, di kanan kiriku berserakan berkas-berkas yang harus kuselesaikan. Maksud hati memang ingin membereskan semuanya secepat mungkin, tapi otakku tak bisa diajak kerja sama. Walaupun sudah berkali-kali membuka-buka berkas, tetap saja pikiranku tak bisa fokus. Ooh.. beginikah rasanya galau? Resah, takut, bimbang, dan gamang. Saat dia mengatakan akan mengakhiri semuanya, sebenarnya aku tak rela. Aku merasa seperti dibuang begitu saja. Tak pernahkah dia memikirkan bagaimana diriku ini tanpanya. Tak pernahkah dia berpikir bahwa aku sudah terlalu bergantung padanya. Bertahun-tahun kami saling mendukung dan melengkapi. Dan kini dia akan pergi, demi meraih kebahagiaannya sendiri. Lalu bagaimana denganku..?

 Aku masih saja dirundung pilu, terpuruk di pojok kubikelku, menyembunyikan perasaan sendu. Ingin rasanya menahannya pergi, tapi bagaimana lagi? Aku tak punya hak apa-apa atas dia. Aku bukan siapa-siapanya. Sungguh egois jika aku memaksanya tetap di sisiku. Ingin rasanya aku berteriak �Aku butuh kamu!�. Tapi itu tak mungkin kulakukan, karena dia bukan milikku.

Dua jam telah berlalu, dan belum satupun pekerjaan yang berhasil kuselesaikan. Aku masih saja memikirkan nasibku tanpa dia. Sebenarnya aku sudah sangat menyadari bahwa saat-saat seperti ini akan terjadi, saat-saat melepasnya pergi. Tapi saat ini benar-benar terjadi, aku tetap saja tak pernah siap. Tak siap menghadapi hari tanpanya. Aku masih saja resah.


Aku tahu satu-satunya cara yang harus kulakukan untuk menenangkan diri adalah dengan mencari penggantinya. Tapi tidak semudah itu. Bukankah hati tak bisa dipaksa? Dan aku sudah terlanjur merasa bahwa dialah yang paling tahu hatiku. Rasanya aku tak ingin mencari orang lain lagi. Aku takut sakit hati karena memilih orang yang salah. 


Tapi dia akan PERGI.. dan aku HARUS mencari pengganti..



*******

Note: DIA adalah seorang pembantu rumah tangga bernama Siti Rokhana, yang sudah mengabdi di rumahku selama 6 tahun. Dan kini dia harus mengakhiri kariernya, karena dirinya sedang hamil. Tentu saja hamil karena suaminya. Semoga kehamilannya selalu sehat, dan persalinannya lancar.

No comments:

Post a Comment