Tuesday, February 14, 2012

Kereta.. Oh.. Kereta..

Pagi ini aku harus jadi roker alias rombongan kereta. Sebenarnya aku malas naik kereta yang pasti sangat penuh sesak di jam berangkat kerja seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan memaksaku untuk menggunakan transportasi ini. Daripada bermacet-macet ria, lebih baik berdesak-desakan sebentar tapi bebas macet.

Dan seperti dugaanku, kereta Commuterline menuju Kota kali ini super duper penuh. Bahkan lebih parah dari dugaanku. Mau masuk keretapun harus berjuang habis-habisan, bersaing dengan para penumpang laki-laki. Loh bukannya ada gerbong khusus wanita? Kenapa mesti berdesak-desakan dengan penumpang laki-laki? Pertanyaan bagus. Itu karena aku bersama suamiku, dan daripada terpisah, terus bingung cari-carian, makanya mending aku yang mengalah, karena tak mungkin membawa suamiku di gerbong wanita. Bisa-bisa dilempar keluar oleh para penumpang wanita.. hehe :P.

Tapi penuhnya kereta kali ini sungguh-sungguh keterlaluan. Kereta yang berAC tersebut, sama sekali tak dingin, bahkan panas dan pengap. Sepertinya karena kepenuhan penumpang, hingga suhu dingin AC kalah oleh suhu tubuh para penumpang yang berdesak-desakan. Aku bahkan tak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali. Sekedar untuk menengokkan kepalapun susah. Aku merasa seperti dimampatkan di dalam wadah kedap udara yang sarat muatan. Apalagi di sekelilingku sebagian besar penumpangnya laki-laki. Duuh.. rasanya tak nyaman sama sekali terjebak di antara lautan laki-laki seperti ini.


Kucoba setenang mungkin dan tak menghiraukan tubuhku yang tergencet-gencet. Sesekali kuamati para penumpang disekitarku. Ternyata di kondisi seperti ini, yang untuk bernafas saja susah *bukan lebay*, mereka tetap asyik melakukan banyak kegiatan. Ada yang membaca koran, ada yang chating dan smsan, ada yang asyik bertelpon ria, dan ada pula yang ngerumpi seru dengan temannya. Bahkan tak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat sepasang nenek dan kakek yang asyik bermesraan. Eeiits.. ini bukan bermesraan seperti muda mudi sedang pacaran loh. Yang ku maksud bermesraan adalah sang kakek memeluk sang nenek, sepertinya dia berusaha melindungi nenek tersebut dari kondisi kereta yang tidak bersahabat. Dan sesekali mereka saling berpandangan dengan mesra. Mereka ini berdiri loh, sama sepertiku yang tak mendapat tempat duduk. Aah.. di kereta yang penuh sesak beginipun, aku masih bisa melihat pemandangan penuh cinta :).


Melihat pemandangan di sekitarku, aku jadi berhenti mengeluh. Kucoba menikmati perjalanan ini seperti mereka. Aku bersyukur, karena aku tak harus mengalami desak-desakan seperti ini setiap hari. Tidak seperti suamiku yang harus mengalami kondisi seperti ini rutin dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Lokasi kantornya yang jauh dan macet, mengharuskannya menggunakan kereta sebagai satu-satunya transportasi yang paling cepat dan efektif. Dan selama ini, suamiku juga berusaha enjoy, walaupun nyawanya sempat hampir melayang gara-gara sang kereta ini. 

Kira-kira 3 bulan yang lalu, kejadian naas menimpa suamiku. Salah satu kakinya terjepit pintu kereta Commuterline yang menutup otomatis, sedangkan  tubuh dan kaki yang satunya masih berada di luar kereta. Belum sempat membebaskan diri, sang kereta sudah terlanjur melaju kencang. Otomatis tubuhnya tersentak jatuh, dan terseret kereta. Beberapa orang di stasiun berusaha mengejar dan menarik tubuh suamiku, dan penumpang yang ada di dalam kereta berusaha membuka paksa pintu kereta. Alhamdulillah.. setelah sempat terseret beberapa meter, akhirnya pintu kereta berhasil dibuka, dan kaki suamiku berhasil lepas dari jepitan pintu. Walaupun mengalami luka-luka, tapi kami tetap bersyukur, karena suamiku selamat dari maut. Aku masih saja merinding membayangkan kejadian itu. Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi terhadap siapapun, terutama pengguna kereta. 


Aku, suamiku, dan  para penumpang kereta yang lain tentunya berharap kondisi kereta bisa jadi lebih baik dari yang sekarang. Karena walaupun kami selalu bersyukur apapun kondisinya, tapi kami sebagai rakyat berhak mendapatkan hidup dan fasilitas yang lebih baik dari ini. Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu yang berwenang, menyadari hal ini. Selamatkan kereta dan para penumpangnya!

No comments:

Post a Comment