Tuesday, January 8, 2013

Menghirup Segarnya Curug Cilember


Ingin menikmati segarnya air pegunungan dengan sungai dan air terjunnya? Atau ingin menikmati rimbunnya pepohonan di hutan dengan ratusan kupu-kupu? Inginkempingatau sekedar leyeh-leyeh menghilangkan kepenatan? Semua ada di sini! Tak perlu jauh-jauh dari Jakarta. Tempat wisata yang satu ini memang layak untuk dikunjungi. Selain dekat, juga murah meriah. Di samping itu tempat wisata ini sangat baik untuk edukasi anak-anak. Dengan mengenalkan alam sejak dini, tentu akan menumbuhkan kecintaan pada bumi. Di manakah itu? Di Wana Wisata Curug Cilember. Masih di kawasan Puncak Bogor. Jalan masuknya dekat dengan Taman Matahari, atau sekitar seberangnya Cimory Riverside. Yuk intip perjalanan kami!

Bagi waterfall lover, pasti tempat ini sudah tidak asing lagi. Keindahan air terjunnya memang yang menarik para pengunjung untuk datang kesini. Ada beberapa air terjun di Curug Cilember ini, dari Curug Satu hingga Curuh Tujuh. Curug satu adalah curug tertinggi, lokasinya paling atas. Kemudian diikuti curug dua, tiga, empat, lima dan enam. Dan curug paling bawah yang letakknya paling dekat dengan pintu masuk adalah Curug Tujuh. Curug Tujuh inilah yang paling bersahabat, karena lokasinya paling mudah dijangkau. Sedangkan curug-curug lainnya susah diakses. Selain lokasinya yang lebih jauh, kondisi medannyapun susah dilalui. Konon katanya jalannya licin, terjal, dan berbatu.

jalan menuju curug

main di sungai
Berhubung kami kesana bersama anak-anak, maka kami cukup puas hanya sampai dengan curug tujuh saja. Dari pintu masuk wana wisata sampai ke curug tujuh, jalannya lumayan rapi dan mudah dilalui. Kami harus berjalan kaki dari parkiran menuju curug itu. Tapi perjalanan terasa mengasyikkan, karena kami disuguhi pemandangan yang sangat asri. Pohon-pohon pinus yang rindang dan menjulang dengan sungai yang mengalir di sela-selanya, menemani sepanjang perjalanan kami. Ada beberapa tenda yang didirikan di sana. Tempat ini memang menyediakan tanah terbuka untuk kemping. Ada pula beberapa pondok kayu yang disewakan bagi pengunjung yang ingin menginap. Sepertinya asyik juga ya, menginap di sebuah pondok kayu dalam hutan. Romantis sekali.

pondok kayu dengan sungai di sebelahnya
 Sekitar setengah perjalanan, kami menemui sebuah tempat penangkaran kupu-kupu. Dan kami sempat mampir sebentar untuk melihat ratusan kupu-kupu yang ada disana. Aku membayangkan bakal melihat kupu-kupu yang berwarna-warni, tapi ternyata tidak ada. Kupu-kupu yang ada di sana kebanyakan berwarna gelap. Tapi tidak apa, setidaknya anakku jadi tahu bagaimana proses metamorfosis kupu-kupu. Eh iya, ternyata bukan hanya kupu-kupu yang ada di sana. Adapula buaya, maksudku beberapa anak buaya. Sepertinya dikembangbiakkan juga di sana.

tempat penangkaran kupu-kupu
kupu-kupu yang jinak
 Dan akhirnya kami sampai ke Curug Tujuh. Wow indah sekali! Tapi sayang keindahan itu sedikit terganggu karena banyaknya pengunjung yang memadati curug itu. Yah maklumlah, kami kesana saat long weekend, tentu banyak yang berlibur kesana. Tua, muda, anak-anak, bahkan lansia, ada di sana. Benar-benar tempat favorit. Awalnya terbayang akan berendam di sana, menikmati curahan air terjun yang dingin. Tapi kuurungkan, setelah melihat banyaknya orang di sana. Jadi kami hanya menikmati pemandangan yang ada, dan nyemplung di bagian yang paling dangkal. Untuk foto-fotopun agak kerepotan, karena di setiap spot dipenuhi manusia. Harus menunggu sampai orang-orangnya agak berkurang, barulah kami berfotoria.

curug tujuh saat ramai pengunjung
Jika ingin kesana aku sarankan jangan waktu long weekend. Atau kalau bisa pas weekday saja. Dijamin puas menikmati air terjun tanpa gangguan banyak orang. Mmm.. Kapan lagi ya?

No comments:

Post a Comment