Friday, February 15, 2013

Bogor Rasa Bali

walaupun gerimis tetap narsis
Selamat pagi teman-teman.. Adakah yang belum pernah ke Bali? Hmm..lumayan banyak juga ya. Yah maklumlah, walaupun Bali itu most wantednya tempat wisata, namun untuk kesana perlu modal dan effort lebih, terutama bagi yang tempat tinggalnya jauh dari Bali.  Tapi jangan berkecil hati karena kali ini aku akan mengajak teman-teman untuk merasakan nuansa bali, tanpa harus pergi jauh-jauh, dan tentu saja minim budget. Nah, yang pengen mencicipi rasa Bali, atau yang sedang kangen sama Bali, yuk ikuti tripku kali ini. Trip ke Bogor.

Loh kok ke Bogor sih? Apa miripnya sama Bali? Jangan membayangkan Bogor itu hanya daerah puncak atau kebun raya saja. Karena di Bogor ada sebuah tempat wisata yang sangat mirip dengan di Bali, yaitu sebuah pura. Pura yang diberi judul Pura Parahyangan Agung Jagatkarta ini merupakan pura terbesar di Jawa Barat dan bahkan yang terbesar di luar pulau Bali. Bahkan pura ini disebut-sebut sebagai pura terbesar kedua setelah Pura Besakih. Dan menurut keterangan beberapa orang temanku yang pernah kesana, pura ini tak hanya megah, namun pemandangannya juga sangat indah.

Demi menjawab rasa penasaranku maka aku melakukan one day trip ke Bogor bersama keluarga dan teman-temanku. Untuk mengunjungi pura ini dari Jakarta, transportasinya cukup mudah dan murah. Dan tentunya tidak perlu bermacet-macet ria seperti di daerah puncak, karena kami menggunakan transportasi kereta commuter line. Dengan tiket seharga Rp 9000 per orang, dan waktu tempuh 30 menit saja, kami sudah sampai di pusat kota Bogor. Praktis sekali bukan? Dari pusat kota Bogor kami ber-12 melanjutkan perjalanan ke pura yang ada di kaki Gunung Salak tersebut dengan mencarter angkutan umum. Dan ongkos per orangnya Rp 6.000 saja.

Seperti daerah pegunungan lainnya, jalan menuju kesana menanjak dan berkelok-kelok. Namun pemandangannya memang menawan. Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di Pura Parahyangan Agung Jakatkarta. Di depan pura kami disambut oleh bli penjaga pura yang menggunakan baju sembahyang warna putih dan udeng putih. Dia menjelaskan tata tertib yang harus dipatuhi. Wah, serasa ada di bali nih, ketemu bli-bli yang pakai udeng. Tapi sayang, kenapa mereka nggak ramah ya? Apakah memang begitu atau itu hanya perasaanku saja? Aku merasa bli yang disini perangainya berbeda dengan bli-bli di Bali sana yang ramah dan santun. Ah sudahlah, hatiku memang tak bisa berpaling dari bli yang di Tanah Lot itu :P.


Gerimis mulai turun saat kami memasuki area pura. Wah, sayang sekali, kami terpaksa harus menunggu hujan reda untuk bernarsis ria. Untungnya hujan tak berlangsung lama, dan cuaca berubah menjadi cerah. Pemandangan di sini memang sangat indah. Sebuah pura yang megah berlatar belakang pegunungan, dilengkapi dengan pelataran yang tumbuhi rumput hijau yang menghampar bagaikan sebuah permadani. Suasana yang sejuk dan asri membuat betah berlama-lama di sini. Dan dari ketinggian ini, pemandangan kota Bogor tampak menghampar indah, berpadu dengan langit biru dan awan yang cerah. Wow.. Keren..

Pemandangan Kota Bogor
Tempat ini memang cocok untuk refreshing. Tak heran banyak yang datang berkunjung, bukan dari kalangan umat Hindu saja. Bahkan beberapa turis manca negarapun tampak menikmati keindahan pura ini. Namun layaknya sebuah tempat ibadah, tentu kita tetap harus menghormati peraturan di pura ini. Salah satunya, bagi wanita yang sedang haid, dilarang memasuki area pura. Dan salah satu temanku ternyata saat itu sedang haid. Yaah, sayang, sudah jauh-jauh ke sini tapi hanya bisa pasrah menunggu kami di bawah.

pengunjung pura

Hanya sekitar 1 jam-an kami berada di sana. Rencana selanjutnya adalah ke Curug Cinangka. Tapi sayang, dalam perjalanan kami salah arah. Bukannya mendekati curug, tapi malah menjauhi curug. Yaah batal deh. Ya sudahlah, mungkin belum berjodoh. Semoga lain waktu bisa kesana lagi.\

jalan pulang


No comments:

Post a Comment