Monday, January 2, 2012

Jejak Laksamana Cheng Ho di Kuil Sam Po Kong

�Traveling is about the journey, not the destination�

Sebuah kalimat yang aku baca dari sebuah buku tentang traveling. Kalimat itu menginspirasiku bahwa aku harus menikmati setiap perjalanan yang kulakukan. Perjalanan itulah yang memberikan kita pengalaman, hal-hal yang baru dan pelajaran baru tentang hidup. Tak peduli menyenangkan atau tidak, semua itu pasti ada hikmahnya bagi kita. 


Seperti acara mudik ke kampung halamanku lebaran lalu. Sudah menjadi tradisi bahwa acara mudik pasti diwarnai oleh kemacetan di seluruh penjuru jalur mudik. Bahkan waktu tempuh dari Jakarta ke kampungku yang biasanya hanya 12 jam, saat mudik lebaran harus ditempuh dalam waktu sampai 24 jam! Namun semua itu mau tak mau harus dinikmati, sudah resiko. Nah, salah satu cara untuk menikmatinya adalah dengan mengunjungi berbagai tempat menarik di sepanjang jalur mudik kami. Seperti menjelajah kota yang anggun ini, kota Semarang.


Semarang adalah tempat kelahiranku. Namun lahir di Semarang tak menjadikanku sangat mengenal kota ini. Justru aku banyak tidak tahu tentang tempat ini. Maklumlah, aku hanya numpang lahir saja. Mungkin itulah yang menjadikanku berhasrat untuk mengenal Semarang lebih jauh. Tak banyak waktu yang kami miliki untuk menjelajah kota ini. Tapi cukup lumayan untuk refreshing sejenak dari hiruk pikuk kemacetan mudik lebaran. Dan inilah salah satu tempat yang sempat kami kunjungi, Kuil Sam Po Kong.


Kuil ini sepertinya sudah menjadi ikon kota Semarang. Sampai-sampai sebuah website maskapai penerbangan menggunakan foto kuil ini dalam promo rute penerbangan ke Semarang. Kuil ini memang menarik, terutama bagiku yang menyukai warna merah. Inilah alasanku kenapa aku ingin mengunjungi kuil ini, karena aku jatuh cinta dengan bangunannya yang didominasi warna merah. Saat melihat kuil ini, aku serasa menjadi Putri Huan Zhu.  Alasan yang nggak penting banget ya.. hehe..  

Bukan hanya itu saja kok. Kuil ini merupakan salah satu saksi sejarah bangsa kita. Konon dulunya tempat ini merupakan tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho. Siapakah dia? Dia adalah seorang panglima perang asal Tionghoa yang beragama Islam, yang melakukan perjalanan ke berbagai penjuru dunia untuk menyebarkan agama Islam. Nah, kuil ini didirikan untuk menghormati laksamana Cheng Ho tersebut. Mmm.. walaupun hanya singgah, namun dia sangat disegani. I think he�s a real traveler.. :D.


Sempat muncul pertanyaan dalam hatiku �Laksamana Cheng Ho kan beragama Islam, tapi kenapa yang didirikan sebuah kuil bukan masjid?�. Dari sumber yang kurang jelas asalnya menyebutkan bahwa tempat ini dulunya adalah masjid. Tapi karena pengaruh Islam di kalangan warga Tionghoa kian meredup dan pengikutnya makin menyurut, maka beberapa masjid Tionghoa diubah fungsinya menjadi kuil atau klenteng, termasuk Kuil Sam Po Kong ini. Mmm.. cukup masuk akal..


Masih ada satu lagi pertanyaan �Kenapa kuil ini dinamakan Kuil Sam Po Kong bukan Kuil Cheng Ho? Jadi sebenarnya Sam Po Kong itu siapa ya? Apakah orang yang sama dengan Cheng Ho?�. Ah sudahlah, daripada bingung mendingan kita foto-foto saja, sambil menguji performa kamera baru :D.







No comments:

Post a Comment