Restoran ini tidak pernah sepi pengunjung. Tempatnya yang luas mampu menampung banyak pengunjung yang rata-rata datang bersama keluarga. Menunya sangat menggiurkan dari makanan pembuka sampai makanan penutup semua tersedia. Dari aneka sup, nasi, steak, bahkan sate dan pizza pun ada. Dengan moto Be Vegan Go Green to Save the Planet, restoran ini menyebarkan jargon-jargon pentingnya menjadi vegan atau vegetarian. Di dinding juga terpampang selebriti dunia yang menjadi vegetarian ataupun vegan dan didukung dengan dengan poster kalimat-kalimat ajakan menjadi bagian dari kelompok vegan dan vegetarian. Di dua sisi diniding restoran juga terpampang televisi layar datar yang menayangkan video tentang vegetarian dan vegan. Sebagai informasi vegan adalah mereka yang sama sekali tidak menggunakan produk hewani termasuk susu dan telur bahkan juga tidak menggunakan kulit hewan. Sementara mereka yang vegetarian menjauhi produk hewani tapi masih mengonsumsi telur dan susu.
Setelah memilih tempat duduk, pelayan akan memberikan buku menu yang berisi banyak sekali menu tentunya dilengkapi dengan harga yang berkisar dari 20 ribuan untuk makanan sampai menu makanan porsi besar dengan harga ratusan ribu. Di tiap halaman buku menu terdapat ajakan menjadi vegan atau vegetarian dan uniknya mereka juga menjual nasi tumpeng vegetarian, harganya jika tidak salah sekitar 500 ribu.
Kesempatan pertama saya memesan sate, tapi karena pemanggang rusak maka akhirnya saya memesan Mei-Mei Soup, Duo fillet, dan Liberation Steak. Mei-Mei Soup adalah sup bening berisi sayuran seperto wortel, jamur es, sawi dan potonga daging tiruan. Rasanya enak dan terasa kuat sekali minyak wijennya. Sup ini enak nyaaam. Porsinya cukup untuk 4 orang dan pas sebagai makanan pembuka. Harga seporsi sup ini 25,000 rupiah.
Sementara Duo Fillet persis seperti fillet ikan dengan sambal cabai merah. bentuk dan teksturnya persis sekali seperti fillet ikan. Rasanya? Biasa saja tidak istimewa. Hampir semua jenis daging, bakso, dan ikan tiruannya saya rasa terbuat dari kedelai, entah campurannya apa tetapi enak dan bertekstur daging walaupun rasanya sama sekali tidak rasa daging :) . Harga fillet "ikan" ini 25,000 rupiah (porsi kecil hiks )
Menu ketiga, Liberation Steak ini namanya cukup menggugah. Setiap mengingat namanya saya jadi terbayang demonstrasi mahasiswa tahun 1998 di Jakarta atau masalah kebebasan Dalai Lama dan pengikutnya dari tekanan pemerintah Cina. Berlebihan sekali ya? Liberation Steak ini disajikan di piring panas alias hot plate yang benar-benar panas. Rasanya persis seperti gurami atau udang tepung asam manis minus gurami dan udangnya. tetap gurih dan nikmat. Saya suka sekali menu ini, harganya 35,000 rupiah.
Pada kunjungan saya berikutnya saya memesan sup Tom Yam. Rasanya mirip dengan yang saya beli di ITC, hanya porsinya lebih lengkap dengan daging dan bakso ikan tiruan. Cabai rawit utuh dan potongan cabai merah membuat lidah terbakar, tapi tetap cita rasanya segar walaupun tidak seenak sup Tom Yum ini harganya sekitar 28,000 kalo tidak salah. Struk pemesanan lenyap jadi saya hanya bisa memperkirakan nama dan harga menu pada kunjungan kedua ini :(
Selain itu saya memesan menu yang namanya keren dan jika diterjemahkan dengan kamus perkulineran disebut sapi lada hitam. Benar-benar daging, bentuk dan teksturnya. Tapi rasaya? Kedelai he he tetap enak. Harga sekitar 23 - 26 ribu.
Menu terakhir, pizza! Pizza ini tidak saya rekomendasikan, karena adonan roti pizzanya kering serasa makan roti biasa yang di atasnya diberi toping daging. Lebih tepatnya bertoping abon ayam asin. Abon ayam palsu ini entah dibuat dari apa rasanya sangat asin. Potongan nanas, paprika, dan semprotan mayonais cukup membantu tapi tetap dibanding dengan asinnya abon ayam membuat lidah saya hampir kebas. Harga seporsi pizza ini sekitar 30 ribuan.
Overal makanan dan menu yang ditawarkan di restoran ini mantab! Walaupun ada beberapa menu yang telah saya coba yang membuat kecewa tetap saya bersemangat menjadi vegetarian sehari :)