Tuesday, August 28, 2012

Inilah Kampungku


Demi apa aku harus kembali ke Jakarta? Sedang di kampungku ini aku tak kekurangan apa-apa. Hidup sederhana cukuplah bagiku. Tak punya apa-apa tapi banyak cinta.. *meminjam lirik lagunya Slank. Cinta dari orang tua dan saudara-saudara. Juga cinta dari alamnya yang indah, yang dengan murah hati memanjakan mata setiap penikmatnya. Tak seorangpun yang sanggup menolak pesona sawah yang membentang luas menghijau dengan semburat warna kuning, yang terhampar luas di kaki gunung yang menjulang. Bagaikan lukisan alam, dan Allah-lah sang Maha Maestro. 

pemandangan gunung sumbing
sawah yang subur
Tak seorangpun yang tak berdecak kagum melihat matahari terbit yang menyembul dari balik gunung merapi, dan matahari tenggelam di samping gunung sumbing. Semua itu bisa dinikmati di satu tempat, yaitu di kampungku, di Magelang.

gunung merapi dengan pantulan sinar mentari senja
Letaknya yang di kelilingi banyak gunung, membuat Magelang memiliki hawa yang sejuk. Walau kadang membuat menggigil, terutama di saat pagi dan malam hari. Tapi hawa sejuk dan dingin ini diimbangi dengan kehangatan penduduknya yang ramah. Sungguh sebuah tempat yang menentramkan. Membuat hati dan langkah ini enggan beranjak.

pinggir kali
Namun dengan hati galau aku harus meninggalkan Magelang. Demi menyelesaikan banyak urusan akibat keputusanku di masa lalu. Dan demi masa depan agar kelak aku bisa kembali ke Magelang.


peninggalan sejarah




Selamat datang kembali di Runaway Diary.. Maaf ya, lama nggak nongol di sini. Belum sempet mampir pula di blog teman-teman. Dan inilah tulisan pemanasanku setelah berhari-hari vakum. Jadi maklum ya, tulisannya singkat saja. Semoga aku punya semangat dan kesempatan untuk berbagi cerita lebih banyak lagi. Happy blogging ^^

No comments:

Post a Comment