Wednesday, September 14, 2011

Pangandaran Pelipur Lara (Part 1)

Green Canyon, 23 Juli 2011

Perjalanan ke Green Canyon ternyata lumayan lama. Sebelumnya temanku mengatakan dari Pangandaran ke Green Canyon paling cuma 15 menit, eh ternyata hampir 1 jam.  Kondisi jalannyapun tidak bagus, banyak yang berlubang. Sayang sekali, obyek wisata bagus tapi tidak didukung oleh fasilitas yang memadai.

sungai menuju Green Canyon
Sampai di Green Canyon, perjuangan kami belum berakhir. Kami harus mengantri untuk naik perahu. Satu perahu harga tiketnya Rp 75.000, bisa muat untuk 5 orang. Nah proses mengantri ini yang menguras energi. Bayangkan 3 jam kami menunggu  belum dapat giliran juga. Memang sih waktu itu sedang ramai, tapi dengan jumlah perahu sebanyak itu rasanya tidak masuk akal kalau kami harus menunggu begitu lama. Sepertinya ada yang tidak beres dengan system antriannya. Banyak rombongan-rombongan yang baru datang tapi langsung didahulukan naik ke perahu, hingga kami harus dikalahkan. Tak mau menunggu lebih lama lagi, salah satu temanku mengambil tindakan. Apalagi kalau bukan protes dengan nada menantang.. mmm.. ini memang keahliannya.. hehe. Adu mulutpun terjadi, dan otomatis jadi tontonan semua orang. Ada yang mendukung, ada pula yang mencibir, ah itu biasa.. biarlah orang berkata apa.. halah.. :D. Akhirnya, walaupun harus tebal muka, tapi perjuangan kami tidak sia-sia. Yeay.. kami bisa naik ke perahu!


batas akhir perahu
Perahu kami menyusuri sungai menuju Green Canyon. Karena habis hujan, air di sungai ini arusnya kencang dan lebih keruh. Tapi perjalanan kami cukup menyenangkan, kami melewati sungai yang berkelok-kelok dengan pepohonan yang rimbun. Setelah melewati beberapa tikungan, akhirnya sampai juga di Green Canyon. Wow! keren sekali! Kami terpana oleh pemandangan yang ada di depan mata. Green Canyon ini semacam gua dengan stalaktit dan stalaknit unik, dengan air sungai yang mengalir di bawahnya dan beberapa batu besar di dasarnya. Semburat sinar matahari yang menembus dindingnya semakin menambah keindahannya. Walaupun pada saat ini airnya tidak hijau, tapi pemandangannya tetap mengagumkan. 

istirahat di atas batu
Untuk mencapai bagian dalam Green Canyon, tidak bisa menggunakan perahu, karena terhalang batu besar. Satu-satunya cara adalah dengan nyemplung ke air sungai yang arusnya lumayan deras itu. Saatnya uji nyali nih, maklumlah aku kan tidak bisa berenang.. huhuu.. malu. Tapi melihat banyak orang yang sepertinya sangat menikmati air sungai itu, aku pun memberanikan diri.. alias nekat :D. Dengan hanya bermodalkan pelampung dan seutas tali, aku menceburkan diriku ke sungai. Bbrrrr.. tak disangka airnya dingin sekali! Mampukah aku bertahan? Tubuhku harus berjuang melawan arus sungai, dan beberapa kali aku terpaksa �meminum� airnya.. huek.. Lelah dan nafas tersengal-sengal. Aku baru bisa bernafas lega saat berada di permukaan yang airnya dangkal, atau saat menemukan batu besar, hingga aku bisa beristirahat di atasnya. Di atas batu itu aku bisa melihat pemandangan yang lebih menakjubkan. Rasa lelahku seketika hilang. Bersyukur aku bisa sampai di sini, walaupun dengan perjuangan yang tidak mudah. Sesuatu yang berharga memang harus diraih dengan perjuangan keras.. *sok bijak.. :D.

Pantai Batu Karas, 23 Juli 2011

 Hari sudah sore saat kami sampai di pantai ini, jadi cuaca tidak terlalu panas. Walaupun pasirnya tidak putih, tapi pantai ini sangat menyenangkan untuk bermain air. Terdapat beberapa permainan air yang bisa dicoba. Beberapa temanku tampak antusias mencoba beberapa permainan, heboh dan seru. Tapi aku tidak berminat untuk mencoba, rasanya tubuhku sudah cukup lelah sejak dari Green Canyon tadi. Cukuplah bagiku menikmati pemandangan pantai sambil cuci mata melihat bule-bule cowok yang perutnya six pack dan memakai celana kolor di bawah puser nyaris melorot.. #eh.. hihi.. Beberapa bule itu tampak membawa papan surfing. Sepertinya pantai ini termasuk tempat favorit untuk surfing.



No comments:

Post a Comment