Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Pendidikan moral kemudian mengajarkan bahwa manusia harus saling tolong-menolong. Tentu Anda juga setuju bila sesuatu dikerjakan bersama-sama maka hasilnya akan menjadi lebih baik.
Di sinilah manusia berperan sebagai anggota tim atau team player. Tim tersebut meliputi banyak hal, mulai dari institusi kecil seperti keluarga hingga institusi besar seperti organisasi atau perusahaan. Menjadi anggota tim terasa mudah manakala sesama anggota memiliki karakteristik yang sama. Semua hal akan menjadi lancar dan teratur karena berangkat dari kesamaan pola pikir, perilaku, dan tujuan.
Lantas bagaimana apabila sebuah tim memuat beragam karakter para anggota?
Kesamaan tujuan tentu saja tidak cukup. Masih ada banyak perbedaan dan potensi konflik yang harus dihadapi. Apalagi bila Anda telah menjadi bagian dalam organisasi atau perusahaan. Mau tidak mau Anda harus tetap bekerja bersama orang-orang yang tidak selalu sepaham. �Bayangkan ketika bekerja Anda akan bertemu teman-teman yang berbeda, beda usia, yang mungkin justru menjadi bawahan Anda,� terang Rudi Widiyanto, M.Psi., Psikolog.
Nah, di sinilah keterampilan interkultural diperlukan untuk menghadapi perbedaan.
Apa saja itu, Rudi Widiyanto membaginya di sini. Simak yuk.
1. Open minded.
Sikap terbuka diperlukan agar Anda dapat memahami perbedaan yang ada. Sebelum memutuskan mengikuti rekrutmen perusahaan, Anda harus siap menerima hal-hal yang mungkin bertentangan dengan nilai dan kebiasaan Anda. Begitu juga ketika berhubungan dengan rekan kerja.
2. Nonjudgement.
Tidak bertindak menghakimi terhadap perbedaan yang ada. Rudi menambahkan bahwa seseorang harus selalu berhati-hati dengan stereotip. Hindari konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.
3. Self-esteem.
Bangun kepercayaan diri dan harga diri yang kuat. Percayalah pada kemampuan diri sendiri. Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing yang dapat dikontribusikan dalam tim.
4. Self-control.
Dalam beberapa situasi, Anda harus dapat mengendalikan diri. Pertimbangkan dengan matang apakah perilaku dan pendapat Anda akan mengganggu atau menyinggung orang lain.
5. Empathy.
Tunjukkan perasaan tulus dalam merespon orang lain. Salah satu contoh empati adalah menjadi pendengar aktif yang baik. Perlihatkan bahwa Anda memiliki minat dan kepedulian terhadap orang lain yang sedang menyampaikan pendapatnya.
6. Interacting involvement.
Selalu libatkan diri melalui interaksi dalam tim. Hal ini dapat dilakukan dengan mengobrol, sharing, dan interaksi lainnya yang membantu Anda memperoleh pengetahuan baru.
7. Self-monitoring.
Selalu lakukan kontrol terhadap diri sendiri, apakah selama ini sudah dapat beradaptasi dengan baik dalam tim atau belum.
Setiap orang adalah team player, termasuk Anda. Siapkan diri Anda untuk menjadi team player terbaik dalam tim Anda. Selamat mencoba. (source:ecc)
No comments:
Post a Comment